Berita
KOMBEL FIGUR
Tanggal : 10/18/2024, 21:22:33, dibaca 22 kali.Komunitas Belajar (Kombel) merupakan salah satu bentuk pengimplementasian Kurikulum Merdeka.
Dimana, sekelompok Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) belajar bersama dan berkolaborasi secara terjadwal serta berkelanjutan.
Tujuannya pun jelas dan terukur, yakni untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar murid.
Dalam rapat mingguan yang digelar oleh UPT PAUD DASMEN, UPT Diksi, UPT GTK, dan Badan Bahasa, pada Minggu (1/10/2023), disebutkan beberapa dampak positif dari diselenggarakannya Komunitas Belajar.
Seperti, mengubah budaya kerja terisolasi (sendiri-sendiri) menjadi budaya yang kolaboratif, sehingga kualitas pembelajaran di sekolah dapat merata.
Juga dapat meringankan kerja guru dan membuat guru tidak harus melakukan semua pekerjaan sendirian.
Guru dapat bertukar ide, berbagi informasi, hingga sumber daya dengan guru lainnya.
Ada beberapa contoh optimalisasi Komunitas Belajar pada program strategis Kemendikbudristek.
Pertama, strategi penguatan literasi melalui Komunitas Belajar dalam Sekolah dan Antar Sekolah.
Kedua, berbagi praktik pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) di Komunitas Belajar dalam dan antar sekolah.
Ketiga, Komunitas Belajar untuk akselerasi IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka).
Untuk Komunitas Belajar dalam sekolah, memiliki 5 tahap persiapan
Pertama, pembentukan tim kecil
Langkah tersebut perlu diambil mengingat kombel sebagai program strategi prioritas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
Pembentukan Tim Kecil tersebut, seperti: (1) Beberapa PTK dengan kepemimpinan dan pengaruh baik pada rekan sejawatnya; (2) Menjadi tim perintis yang mendorong terbentuknya komunitas belajar di satuan pendidikan.
Kedua, sosialisasi kombel dan pengimbasan pemulihan serta transformasi pembelajaran melalui penguatan literasi
Kegiatannya meliputi: (1) Kepala Sekolah dan Tim Kecil memberikan pemahaman tentang Komunitas Belajar dan menyamakan persepsi; (2) Meyakinkan seluruh PTK untuk mendukung dan turut serta aktif dalam kegiatan komunitas belajar; (3) Kepala Sekolah bersama tim kecil (termasuk guru yang diundang ketika pelatihan) mengimbaskan hasil pelatihan pemulihan dan transformasi pembelajaran kepada seluruh PTK di satpen (satuan pendidikan).
Ketiga, telaah data literasi murid di satpen
Penelaahan dan identifikasi akar masalah dari literasi yang rendah di sekolah dilakukan melalui berbagi sumber, misalnya: (1) Rapor pendidikan; (2) Asesmen literasi
Keempat, penyepakatan komitmen bersama dan tata nilai belajar di kombel
Setiap PTK tentu memiliki pemikiran, kebiasaan, dan perilaku yang berbeda-beda.
Maka nilai-nlai dan komitmen bersama perlu dibuat bersama-sama oleh seluruh anggota kombel.
Sehingga komunitas belajar dapat fokus ke fondasi keinginan, nilai-nilai serta komitmen PTK yang sama.
Kelima, memasukkan jam efektif belajar di kombel dalam sekolah
Implementasinya di pembentukan kelompok belajar dan penyepakatan jadwal rutin pertemuan meliputi: (1) Jadwal pertemuan kombel haruslah rutin agar berkesinambungan; (2) Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan minimal 1 jam/minggu untuk kegiatan komunitas belajar; (3) Sangat dianjurkan pertemuan komunitas belajar dilaksanakan pada jam kerja guru.
Terkait siklus yaitu pelaksanaan siklus inkuiri dalam kombel, meliputi refleksi awal, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Selanjutnya, untuk Komunitas Belajar antar sekolah, ada 8 tahapan persiapan yang perlu dilakukan yaitu: (1) Optimalisasi kombel antar sekolah yang telah ada atau membentuk kombel antar sekolah secara organic; (2) Penyepakatan waktu berbagi; (3) Persiapan kegiatan berbagi praktik literasi di satpen; (4) Pelaksanaan kegiatan berbagi literasi; (5) Refleksi & Evaluasi Kegiatan Literasi; (6) Perencanaan tindak lanjut praktik literasi; (7) Implementasi perencanaan di satpen masing-masing; (8) Evaluasi hasil implementasi di satpen
Kembali ke Atas
Berita Lainnya : |
Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas |
Komentar :
Kembali ke Atas